Media
PATRICE EVRA
Patrice Evra adalah seorang pemain sepakbola berkebangsaan Perancis yang saat ini aktif sebagai komentator dan pelatih. Meskipun berkebangsaan Perancis, Evra adalah kelahiran Senegal.
Keluarga Evra pindah ke Eropa karena ayahnya adalah seorang diplomat yang ditugaskan di kedutaan Senegal di Brussel, Belgia. Ayah Evra adalah seorang keturunan Guinea dan ibunya adalah keturunan Cape Verde.
Pada usia 3 tahun, keluarganya kemudian pindah ke Perancis. Di sinilah ketertarikan Evra terhadap sepakbola mulai muncul. Dimulai dengan sering bermain di jalanan, dan seorang teman bernama Tshymen Buhanga, menawarkan Evra untuk bergabung dengan klub lokal CO Les Ulis.
Selama di klub tersebut, Evra sempat melakukan tes masuk untuk klub Rennes dan Lens. Tapi saying sekali tidak ada ketertarikan. Begitupun dengan klub Toulouse dan Paris Saint-Germain yang belum menyatakan ketertarikan.
Kontrak pertamanya tidak datang dari Perancis tapi dari Italia. Seorang pemandu bakat melihat Evra bermain di sebuah turnamen futsal dan merujuk Evra kepada Marsala, sebuah klub Serie C1 liga Italia. Evra mengungkapkan bahwa momen tersebut adalah momen yang tidak akan pernah dia lupakan.
Selepas dari Marsala, Evra lalu dikontrak oleh klub Serie B, Monza. Sayang, ia tidak terlalu mendapatkan kesempatan sehingga akhirnya frustrasi. Evra hanya bermain di tiga pertandingan dan akhirnya memilih untuk kembali ke Perancis.
Di Perancis, Evra kemudian bergabung dengan Nice. Evra kurang mendapat kesempatan bersama tim utama. Namun pada musim 2002-2002, ia menjadi pilihan utama dan mendapat nomor punggung 17. Sebelum badai cedera yang menimpa Nice, Evra adalah seorang penyerang. Pelatih Nice saat itu, Sandro Salvioni mengatakan tidak pilihan lain bagi Evra selain bermain sebagai bek kiri.
Permainan Evra di posisi tersebut pun tidak mengecewakan hingga akhirnya klub rival Nice, Monaco, merekrutnya. Memakai nomor punggung 3, Evra diplot untuk bermain di bek kiri oleh pelatih Monaco saat itu, Didier Deschamps. Evra bermain bagus selama musim tersebut dan membantu Monaco meraih Coupe de la Ligue sekaligus menjadi gelar major pertama dalam karirnya.
Evra juga termasuk di skuad saat Monaco mencapai final Liga Champions sebelum akhirnya dikalahkan Porto FC di laga puncak. Tapi karena performanya tersebut, ia dianugerahi UNFP Young Player of the Year dan menjadi bek kedua yang dianugerahi gelar tersebut.
Klbu-klub raksasa pun mulai tertarik merekrutnya. Sebut saja Juvetus, Inter Milan, dan Manchester United. Nama terakhir adalah klub yang dituju Evra selanjutnya. Banyak yang mengatakan faktor kepindahannya karena menurunnya prestasi Monaco di musim 2005-2006.
PATRICE EVRA MASA KEEMASAN
6 Januari 2006, Evra resmi pindah ke Manchester United. Di klub inilah, prestasi Evra lebih berlimpah daripada saat di Monaco. Meskipun sempat mengalami kesulitan beradaptasi, namum Evra berhasil mengantarkan United meraih gelar Liga Champion 2008. Di musim yang sama United juga berhasil meraih gelar Liga Inggris.
Di musim 2011-2012, Evra sempat berselisih dengan penyerang Liverpool, Luis Suarez, terkait masalah rasisme. Luis Suarez terbukti bersalah dan mendapatkan hukuman atas perilaku negatifnya tersebut.
Di level internasional, Evra lebih memilih Perancis daripada Senegal, tanah kelahirannya. Ini yang membuatnya sempat dicemooh oleh pendukung timnas Senegal.
Di kompetisi internasional, Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012 adalah kompetisi dimana namanya masuk ke dalam skuad. Belumlah ada prestasi yang diraihnya selama membela timnas Perancis. Evra sempat mendapatkan masalah yang mengancam posisinya di timnas saat ia memimpin demo terkait pengeluaran Nicolas Anelka dari timnas.
Evra dikenal sebagai bek modern yang dapat membantu penyerangan dari sektor sayap. Ini juga didukung pengalamannya yang pernah menjadi penyerang dan pemain sayap. Meskipun postur Evra tidaklah terlalu besar, namun Evra cukup tangguh dalam duel udara.
- PATRICE EVRA
- PATRICE EVRA MASA KEEMASAN